Minggu, 15 Januari 2012

Fan Fiction - Not Again

Title : Not again
Author : Jung Sung Hyo
Length : OneShot
Rating : PG-13
Genre : Romance, angst, and comedy (maybe)
Main cast(s) : Jung Sunghyo, Cho Kyuhyun
Other cast(s) : SUJU’s member, Han Jeomi, Lee Hyunjae, Park Minsu, Shin Hyunsoo, Sunghyo’s eonnie, Kyu’s mother.
Language : Indonesian, a lil bit English and Korean
Background sound : Angel, Coagulation by Super Junior
Disclaimer : This is my original story. Don't copy without subscribes :)

“Huuhh.. kenapa hari ini harus sedingin ini?”, mulutnya menggerutu tak henti-hentinya. Bagaimana tidak? Orang yang ditunggunya selama 3 jam penuh belum menunjukkan batang hidungnya. Ya memang benar hari ini neomu chubda, liat saja baju yang dipakainya berlapis 3 belum termasuk jacketnya. Dan lihat! Apa itu! Hamparan putih dimana-mana. Well—there’s winter in Korea now. Ya, nae(author) ara dia belum terbiasa dengan musim salju. Masih 2 minggu dia berada di sini sejak keputusannya untuk meneruskan study di negeri gingseng, dan ada satu hal lagi yang membuatnya harus pindah ke Korea. Well, teen’s problem.

Dia mulai memeluk tubuhnya sendiri dengan tangan disilangkan. Mulai menunduk dan memejamkan matanya cukup lama.
“Ahh, kenapa sekarang hangat sekali..”
“Pabo”, terbisik lirih kata yang pantang untuk diucapkan kepada gadis satu ini. Tapi tidak untuk namja ini, berani-beraninya dia mengucap kata itu.
“He.. berhenti mengataiku seperti itu. Buktinya kalau aku bodoh, aku tidak akan bersekolah di sini—di Seoul. Kau yang bodoh, kau tidak tahu berapa lama aku menunggumu di sini. Lihat ini, tubuhku hampir membeku gara-gara kau.”
“Ssstt… mal manhi!”, tangan namja itu langsung membungkam tangan gadis yang sedari tadi terus mengomel dengan mata tajam menuju matanya. Namun, gadis itu segera melepas tangan itu dengan kasar.
“Seharusnya kau bertindak lebih manis sedikit kepadaku, terkadang aku sampai iri pada couple lainnya. Kenapa mereka bisa seromantis itu. Sedangkan kau, you never do like that! Sudahlah, aku mau pulang saja.”
“Ck, gadis bodoh. Lihat saja dirimu, sudah tahu hari ini salju akan turun lebih deras dari biasanya. Kenapa kau masih tetap ingin bertemu di sini. Dan sekarang kau mau pergi dari sini dengan tangan kosong.”
“Ani, aku membawa uang dari rumah.”
“Kekeke~ mana uang itu? Ige?”, geu namja mengangkat jigab yang berwarna putih.
“Hei! That’s mine, kenapa bisa ada di padamu?”
“Hahaha, dasar gadis bodoh”
“Kembalikan padaku sekarang!”
“Tidak mau, kau harus ikut denganku dulu”
“Ne. Arraseo, pantas saja dia dijuluki Evil Magnae”, bisiknya pelan. “Kau bilang apa barusan?”, namja itu terlihat kebingungan. “Ani, aniyo Kyuhyun-ssi”.

*Kyuhyun POV*
“Kenapa bisa dia sebodoh itu. Na neun joahada geu yeoja, wae?” terkadang aku berpikir seperti itu. Tapi memang aku tak bisa mengelak. Aku melihatnya—terlihat manis saat dia bertingkah bodoh. Ani, ani, saat apa pun dia terlihat manis. “Ahh.. aku harus segera membawanya ke dalam mobil. Dia pasti kedinginan, kasihan sekali dia. Dia rela menungguku selama itu di cuaca se-ekstrim ini.” Pikirku cepat.
“T’aja”, aku membuka pintu mobil untuknya. Apa ini cukup romantis baginya? Dia kan ingin aku seperti itu, melakukan hal-hal yang sedikit canggung untuk kulakukan.
“Ne.” jawabnya singkat. Aku melihat kedua sudut bibirnya membentuk sedikit simpul senyum yang—neomu neomu kwiyo. Sedetik mataku tidak berkedip. “Aissh.. kenapa aku ini?” tanyaku dalam hati. Dia segera masuk ke dalam mobil. Dia pasti terkejut kalau tahu aku akan mengajaknya ke mana. Tapi aku akan merahasiakannya, kkk~.

“Sebenarnya kita akan ke mana?”
“Rahasia deh, pasti kamu nanti tahu sendiri dan akan membuatmu pingsan”, kataku menggoda.
“Yang benar saja, aku tidak akan pingsan. Aku belum pernah pingsan sekalipun. Dari pada dirimu, tubuhku ini lebih kuat”, jawabnya dengan menyombongkan diri.
“Hahaha, terserah kau saja.”
“Sekarang kau sudah menyewa sopir, ne?”
“Ne, aku tidak bisa mengandalkan hyung-ku terus-menerus. Jadi kita semua sepakat untuk menyewa sopir.”
“Oh.. begitu, bagus deh.”
*Kyuhyun POV end*

*Sunghyo POV*
Tiba-tiba mobil ini berhenti pada sebuah apartement yang cukup mewah. Kenapa kita berdua harus ke sini? Aku kira kita akan bersenang-senang; berjalan-jalan di taman hiburan, membeli ice cream (yang semestinya tidak dilakukan pada keadaan saat ini but I love ice cream), membeli beberapa stuff di mall. Well—ternyata tidak.
“Hei, keluarlah. Kita sudah sampai, pali.”
“Ne, aku kira kita akan bersenang-senang. Tapi aku tidak tahu apa yang ada di otakmu.”
“Diamlah saja.”
Satu kebiasaan lagi yang sering dilakukannya kepadaku, dia selalu menganggapku anak kecil. Ya, untuk namja seumuran dia aku mungkin memang kecil. Tapi aku sudah kuliah. Dia kembali mengacak rambutku, dan kalau sudah begitu aku akan berbalik mencubit pipinya. Hahaha, imbang.

Kita berdua berjalan memasuki apartement tersebut, menaiki lift dan mulai naik menuju lantai 12. Kita berjalan lagi dan sampai pada pintu yang mungkin semua orang tahu akan hal itu. Hahaha, well pintu itu sangat kotor sekali. Terdapat banyak coret-coretan dari para E.L.F.
“What? Ini dorm Super Junior! Mataku belum bisa berkedip saat ini. Rasanya aku mau pingsan, ani ani aku kan sudah menyombongkan diri tadi kalau aku tidak akan—“
“Hei! Kenapa bengong seperti itu? Ayo kita masuk.”
Belum juga dia membuka pintu. Tapi sudah ada namja lain yang mebuka pintu itu. Ya, kau tahu siapa? Dia Leeteuk—The Leader. ”Oso Osipsiyo”, katanya dengan nada ramah. “Ne, op.. oppa”
“Ya ampun kenapa aku bisa segugup ini”, aku segera memasuki ruangan yang mungkin hanya beberapa orang yang bisa masuk ke sini. So, how lucky I am.
*Sunghyo POV end*

*Author POV*
Di sana terlihat beberapa member sedang sibuk dengan kegiatannya. Terlihat Wookie sedang memasak, entah apa yang dia masak pasti makanan lezat. Sungmin sedang mencoba membangunkan member yang masih tertidur. Tapi mana dia? Seorang namja yang diidolakan Sunghyo, well—sesudah Kyuhyun. Seketika Sunghyo berteriak dan menutup mata dengan tangannya. Bagaimana tidak, di sana terlihat Hyukjae keluar dari kamar hanya menggunakan boxer.

“Hyung, aku kan sudah bilang kalau hari ini Sunghyo datang. Tapi kau seperti itu?” Kyuhyun mencoba berbicara pada Hyuk. “Oops, mian. Mian, aku lupa soal itu. Aku akan mengganti bajuku. Suruh dia membuka matanya.” Hyuk menjelaskan. “Sunghyo-yya, buka matamu sekarang.” Sunghyo segera membuka matanya pelan-pelan dan menarik napas dalam-dalam. “Annyeong”, semua member serempak mengucapkan salam pada Sunghyo. “Annyeonghaseyo oppa”, dia segera membungkukkan tubuhnya.

Di sana juga terlihat seorang yeoja (?) untuk apa yeoja itu ke sini? Dia terlihat sedang berbincang santai dengan The Prince. “What dia sedang bersama my prince. Gadis itu terlihat lebih muda dariku. Huh.. aku tidak bisa membiarkan itu.” Gumam Sunghyo dalam hati.
“Kyu, bisakah kau mengantarkanku pada dia?”
“Dia siapa?”
“Kau pasti tahu siapa dia.”
“Ohh.. Donghae hyung, ternyata kau masih menjadi ELFISHY ne?”
“Ya memang benar.”

Kyuhyun segera mengantarkan Sunghyo untuk menemui Donghae. “Donghae oppa”, panggilnya dengan nada malu. “Ne, kau yang bernama Sunghyo? Yang selama ini selalu diceritakan Kyu padaku. Ya, beruntung dia mendapatkan seorang yeoja cantik sepertimu dan aku juga beruntung karena kau sudah mau menjadi fans-ku”. Muka Sunghyo seketika menjadi seperti kepiting rebus yang mungkin sudah mencapai kematangannya. “Bagaimana dia bisa mengucapkan itu padaku,” dia masih bergumam dalam hati. “Ne oppa, Sunghyo imnida. Gamsahamnida”, Sunghyo segera menjawabnya masih dengan muka yang menyerupai kepiting rebus itu.

“Chagiya, bisakah kau meninggalkan kami bertiga sebentar?” Donghae berbisik pelan pada yeoja itu. “Arasseo”, yeoja itu tersenyum kearahnya. “Oppa, menyebut dia dengan panggilan chagiya. Rasanya aku ingin pingsan saja”, Sunghyo menghela napas dalam-dalam (lagi). “Oh.. sebelum aku pulang. Eonnie pasti belum tahu siapa namaku?” dia mulai berbicara pada Sunghyo. “Ne, siapa namamu?”, Sunghyo mencoba menyimpulkan bibirnya walau itu agak memaksa. “Hyunjae, Lee Hyunjae. Bangapseumnida eonnie”, dia tersenyum lebar ke arah Sunghyo. “Ne, bangapta” Sunghyo menjawab gadis itu seramah mungkin. “Kenapa aku bisa lebih childish dari pada gadis itu, dia begitu terlihat seperti lebih dewasa dariku?” Sunghyo masih terheran dengan gadis itu. Geu yeoja segera meninggalkan kami bertiga dan meninggalkan dorm ini cepat.

“Oppa, tadi.. tadi itu yeoja chingu oppa?” Sunghyo mencoba memberanikan diri untuk bertanya seperti itu pada Donghae. “Ya memang benar, dia itu yeoja chingu Donghae hyung”, cepat-cepat Kyu menjawab pertanyaan itu. “Aisshh.. aku tidak butuh jawaban darimu”, Sunghyo segera memukul tangan Kyu. “Ya benar yang diucapkan Kyu”, Donghae membenarkan. Sunghyo seketika merasakan angin dingin menghembus tubuhnya. Dia tertunduk sejenak, dan mulai merasa sedih. Bagaimana tidak? Itulah yang dirasakan semua fangirl. “Kau tidak perlu bersedih, kau masih bersamanya.” Tangan donghae menunjuk ke arah Kyu. “Ya, kau masih punya aku”, Kyu menambahkan. Dia seketika memeluk tubuh Sunghyo yang masih dingin ini. “Kenapa dia selalu membuatku sehangat ini?” Sunghyo bergumam dalam hati dan mencoba mengangkat kedua sudut bibirnya.

“Okay, sekarang apa yang mau kau lakukan bersamaku Sunghyo?”
“Aku, aku ingin memeluk oppa. Boleh kulakukan itu?”
“Tentu, apa saja aku akan melakukannya untukmu.”
Dia tersenyum lebar, dan segera memeluk Donghae. Mereka berdua juga bermain bola bersama. Wah benar-benar hari yang menakjubkan. “Hyung, sudah cukup bermainnya. Aku ingin bersamanya sebentar”, Kyuhyun mencoba berbicara pada Donghae yang sedari tadi asyik memainkan bola dengan Sunghyo. “Ne, arasseo. Ayo Sunghyo cepat kembali padanya”, dia mencoba membujukku. “Ne, oppa”.
“Aisshh.. Kau mengganggu saja”, ucap Sunghyo sewot pada Kyuhyun. Kyuhyun menarik tangannya, dia mengajak Sunghyo ke dalam kamar.

“Anjusyo so yaagi na jom nanusijyo.”
“Ne, tuan Cho. Tapi kenapa harus di kamar? Aku semakin bingung.”
“Tidak, hanya saja aku ingin berbicara serius kali ini.”
“Ya, baiklah aku juga akan serius saat ini.”
“Kau tahu kan tanggal 1 Februari aku sudah harus meninggalkan Korea?”
“Ya, pasti aku tahu. Aku kan ELF, akan ada SS4 Taiwan. Apa aku boleh ikut? Ne? Cho Kyuhyun, ne?” Sunghyo mencoba merayunya. “Ani, aniyo.. Kau tidak boleh ikut. Sudah cukup kau melihat SS4 Seoul dan Tokyo. Kau juga harus memikirkan kuliahmu, bagaimana orang tuamu nantinya kalau kerjaanmu hanya keluyuran saja.” Kyu mencoba untuk tidak mengabulkan permintannya. “Huh, padahal kan kau tahu aku ingin sekali melihat setiap pertunjukkan kalian.” Ucap Sunghyo sambil menggelembungkan pipinya. Dia sekarang benar-benar sangat sedih. Sampai-sampai dia tidak mau menatap mata Kyuhyun.
“Sunghyo-yya, tatap mataku sekarang. Kau akan tetap tinggal di sini selama aku pergi kan? Yagsoghada?”
“N.. Ne, nan dangsineul gidarigoisseulgeoya. Tapi kau juga harus berjanji”
“Geu mwoya?”
“Kau harus kembali ke sini, tepatnya di Sungai Han. Tapi, kau benar tidak ingin aku berada di sisimu pada saat hari itu?”
“Hari apa? Hari itu?”
“Ahh.. lupakan apa yang baru saja aku katakan.”
“Marhaebwayo.”
“Tidak usah, bukan hal yang penting.”

***

“Ah.. aku mengantuk sekali.”
Sunghyo menggeliatkan badannya di tempat tidurnya, dia mencoba menghalangi sinar matahari masuk ke matanya.
“Sunghyo, Jeomi sedang menunggumu di luar”
“Ne eonnie. Ha? Untuk apa anak itu ke rumah sepagi ini”, dia mencoba mengintip ke luar jendela. Well di luar telah berdiri 5 yeoja, yang salah satunya pasti dapat mengagetkan Sunghyo. “Hah? Gadis itu? Kenapa dia ikut ke sini? Dan kenapa Rihyun juga ikut?” benar yang author bilang, sekarang Sunghyo membelalakkan matanya. Dia segera mengambil android-nya dan segera mengetik pesan singkat pada Jeomi. “Jamggan man! Tunggu aku di dalam rumah, aku akan segera keluar”. 1 menit kemudian ada balasan dari Jeomi, “Ne eonnie. Kekeke~ arasseo, pasti eonnie baru bangun tidur dan belum mandi”. “Aissh anak ini”, Sunghyo bergegas menuju kamar mandi dan segera berganti baju.

“Hei, kenapa kau kemari sepagi ini?”
“Lho, eonnie bagaimana sih! Ini kan hari terakhir SJ di korea. Mereka besok harus menuju Taiwan. Katanya eonnie mengaku E.L.F., tapi berita seperti ini saja eonnie tidak tahu.
“Kau tahu kan tanggal 1 Februari aku sudah harus meninggalkan Korea?”
“Ya, ampun aku lupa. Padahal Kyu sudah memberitahuku. Dan kenapa kau juga kemari Rihyun?”
“Ha.. Kyuhyun memberitahumu, sejak kapan kau kenal Kyuhyun? Tidak ada apa-apa, hanya saja Jeomi bilang kalau dia akan ke dorm SJ sebagai ucapan selamat jalan.” Rihyun sontak kaget mendengar perkataan Sunghyo, bagamana tidak? Rihyun seorang Sparkyu. “Ha?? Geu Yeoja eotteohke aranyago? Eonnie Sunghyo kan yeoja chingu Kyuppa. Tapi sayangnya mereka berdua tidak membiarkan public tahu akan hubungan mereka. Dan aku sendiri juga begitu, aku juga seorang yeoja chingu dari member SJ—Hyukjae. Eonnie terkejut kan?” Jeomi menjelaskan panjang lebar dan mencoba menyombongkan sedikit statusnya, ck. “Sunghyo-yya, kau membuatku patah hati.” Ucap Rihyun lemas. “Dan.. eonnie cukup tahu, all from us have a special relationship with member of Super Junior”, Minsoo mencoba meniru gaya Jeomi. “Ha”, seketika 1 kata itu muncul dari bibir Sunghyo dan Rihyun, Sunghyo kira cuma dia, Hyunjae, dan Jeomi. Tapi ternyata itu semua salah. “Aissh.. Eonnie, tidak perlu terkaget seperti itu. Aku jadi tidak bisa menahan tawa.” Hyunsoo mencoba menarik napas dalam-dalam agar dia tidak tertawa. “Aku baru tahu sekarang”, Sunghyo menatap Rihyun dengan tatapan heran. “Nado”, muka Rihyun 2 kali lebih parah dari yang tadi.

“Oiya eonnie, perkenalkan ini 3 temanku yang mereka juga E.L.F pastinya. Yang memakai baju warna putih ini Park Minsu, yang memakai baju warna pink ini Shin Hyunsoo, dan yang ini Hyun..”. “Enough, aku sudah tahu temanmu yang satu itu. Bangapta Minsu, Hyunsoo”, potong Sunghyo. “Ya benar Jeomi, kita sudah mengenal satu sama lain. Iya kan eonnie?”, Hyunjae mulai berbicara. “Ne, bangapseumnida eonnie”, jawab Minsu dan Hyunsoo serempak. “Ne, aku sudah mengenalnya Jeomi. Aku pernah bertemu dengannya di dorm. Dia bersama Haeppa, dan aku sedikit jealous.” Sunghyo tidak bisa membohongi perasannya sebagai fangirl. Dia menggelembungkan sedikit pipinya. “Mianhaeyo eonnie, aku tidak bermaksud membuat eonnie seperti ini. Mian, mianhaeyo”, Hyunjae menjelaskannya pada Sunghyo. “Gwenchana Hyunjae-yya, lagi pula kau pasti tidak tahu kalau aku seorang Fishy.” Ucap Sunghyo tersenyum. Sekarang dia bisa menerima itu. Pikirannya tiba-tiba terbuka, lagipula dia kan sudah memiliki seorang namja yang juga sesempurna Donghae. Hmm..

“A, ne. Kalian tidak menonton SS4 Taiwan?” Sunghyo mencoba bertanya, barang kali ada yang mau melihat SS4 Taiwan dan dia akan coba ikut. “Ani chogemnida eonnie, kira berempat harus fokus belajar untuk ujian minggu depan.” Jawab Jeomi. “Dan kalau aku, pasti eomma tidak memberiku ijin.” Rihyun menambahkan. “Kalau kau sih, aku tidak terkejut. Ck”, ucap Sunghyo. “Huh..” desah Rihyun.

“Sudah sudah, bagaimana rencana kita selanjutnya?” Hyunsoo mencoba memulai pembicaraan penting. “Hm.. bagaimana kalau kita langsung saja menuju dorm”, saran Hyunsoo. “Boleh juga”, Jeomi mengangguk. “Baiklah, aku juga setuju”, Rihyun juga mengiyakan. “Aku tidak ikut kalian ya? Aku akan ke sana sendiri, aku akan menyusul kalian nanti.” Ucap Sunghyo. “Aissh.. Kau ini, andwae. Kau harus ikut bersama kami.” Rihyun mencoba memaksanya. “Ne, tapi aku ingin bersiap-siap terlebih dahulu”, tukas Sunghyo.
*Author POV end*

*Sunghyo POV*
Kenapa aku harus mengikuti kata mereka, tapi aku juga sangat ingin bertemu Kyuhyun. Rasanya beberapa hari ini ada yang hilang dari hidupku. Telepon, sms pun tidak, dasar. Awas ya, akan kupukul dia nanti. Tapi kenapa aku mengharapkan sms atau pun telepon darinya? Padahal biasanya aku juga biasa saja jika dia tidak menghubungiku. Huh, sepertinya pikiranku semakin kacau akhir-akhir ini.

Aku segera mengganti bajuku. Saat ini, aku ingin memakai baju berwarna biru. Rasanya segar dengan warna ini. Sesegera aku mengambil tas yang berada di atas meja, dan yang tidak akan tertinggal—gadget yang selama ini tidak pernah lepas dari genggamanku; PSP, ponsel.

“Pali, kita berangkat sekarang!”
Kami semua segera bergegas menuju dorm. Di jalan aku berpikir, bagaimana jadinya dorm nanti? Akan ada 6 yeoja yang datang sekaligus ke tempat itu. Bisa-bisa dorm yang tadinya sedikit ramai akan menjadi sangat ramai, seramai pasar. Ck.

“Hosh hosh”, aku merasa capek sekali. Tanganku masih terpaku pada lutut sekarang. “Kita sudah sampai, ayo segera masuk.” Ucapku dengan suara yang agak kacau. “Ne”, mereka semua mengangguk. Kita berenam segera naik ke lantai 12. “Wow, inikah pintu apartement mereka? Tidak pernah kubayangkan aku akan memasuki apartement ini.” Rihyun terus saja membelalakkan matanya.

Aku segera menelepon Kyu untuk memberitahu kedatangan kami. Muncul Kyu dari balik pintu dan segera mempersilahkan kami masuk. “Wow.. Kenapa bisa ada banyak yeoja di dorm kita saat ini? Kekeke.” Hyukjae tercengang. “Haha, biasanya memang dorm kita jarang dimasuki oleh seorang yeoja.” Ucap Yesung. “Annyeong oppa”, aku segera menyapa member SJ. “SJ besok harus meninggalkan Korea dan terbang ke Taiwan, ne? Aku harap oppa bisa membuat E.L.F. yang ada di sana puas dan merasa terhibur dengan performance kalian. Dan yang aku sayangkan, aku tidak bisa melihat dengan langsung penampilan kalian kali ini.” Kyu mencoba menyeka air mataku. “Hwaiting oppa”, tambahku. “Ne Sunghyo, we’ll give the best performance for E.L.F.” ucap Leeteuk oppa.
*Sunghyo POV end*

*Author POV*
Terlihat di sudut sana, Jeomi segera menghampiri Hyukjae yang sedari tadi masih terlelap di depan televisi yang masih menyala. Dia mencoba membangunkannya. “Oppa, bangunlah. Buka matamu, lihat siapa yang membangunkanmu ini”, teriak Jeomi. “Ahh, Jeomi-yya”, tidakkah dia bangun—tidak ternyata dia masih memeluk gulingnya dan mengigau, ck. “Aissh.. oppa, bangun sekarang juga”, Jeomi sedikit tersenyum geli dengan tingkah Hyukjae.
Di sudut lainnya, terdapat Minsu yang sedari tadi hanya memandangi apa yang dilakukan Siwon, ya kalian pasti tahu. Setiap pagi dia melakukan olahraga. Ya memang Siwon selalu menunjukkan abs-nya. Haha, liat saja Minsu sampai tidak berkedip cukup lama. Di dekat sana juga terdapat Haeppa bersama Hyunjae, ya seperti biasanya mereka hanya duduk dan mengobrol. Donghae juga memainkan gitar. Itu terlihat sangat romantis. Diujung sana, Teukkie sedang bermain dan bercanda bersama Hyunsoo. Memang terkadang Teukkie terlihat sedikit tidak dewasa, haha.
Emm.. Lalu apa yang Sunghyo lakukan? Well—dia bersama Kyu langsung bermain game, ck dasar maniac game. “Kita mau main apa sekarang?” Tanya Sunghyo. “Terserah kau saja, yang jelas hari ini aku akan membuat hari special untukmu”, jawab Kyu. “Baiklah oppa, bagaimana kalau kita bermain ini? Menunjukkan cd game PB.” “Tumben kau memanggilku oppa, oke baiklah. Aku akan mengalahkanmu chagiyya, lihat saja. Haha.” “Tidak apa-apa, memang seharusnya aku memanggilmu oppa ne? Aku ingin kau juga merasa senang hari ini.” Jelas Sunghyo. “Baiklah.”

Mereka berdua segera mengambil stick game yang sedari tadi ingin dimainkan. Kyu segera memasukkan cd game tersebut dan segera dimainkannya game itu bersama Sunghyo. Mereka terlihat serius, sesekali mereka tertawa karena kekalahan Sunghyo maupun Kyuhyun.
“Chalhada! Aku telah mengalahkanmu Cho Kyuhyun, haha.”
“Baru menang sekali saja sudah bangga, dasar bodoh. Haha.”
“Aisshh.. kau memanggilku bodoh lagi. Jugeoshipheoyo?”
“Ani aniyo.”
“Huh! Rasakan ini”, Sunghyo segera mengacak-acak rambut Kyuhyun, ck. “Ah, sudah hentikan. Kau membuatku seperti anak kecil.” “Biar saja, kau juga selalu melakukan itu padaku.” “Ayo kita keluar sebentar, kita lakukan hal yang menyenangkan.” “Ayo saja.”

“Emm.. mianhae hyung. Aku harus keluar sebentar bersama Sunghyo.” Dia segera menarik tanganku keluar menuju dorm. “Ahh, semuanya maafkan aku. Aku harus ikut dengan Kyu, aku harap kalian bisa bersenang-senang”, ucapku singkat. “Ani, dia membuatku patah hati sekali lagi. Dia sudah membawa Evil Magnae-ku”, gumam Rihyun.

***

“Kita mau kemana sekarang?” Tanya Sunghyo. “Emm.. Sekarang kau ingin kemana?” Kyu berbalik tanya. “Ayo kita ke kedai ice cream, aku sangat ingin memakan ice cream chocolate. Ayo cepat Kyuhyun-ssi.” Dia mencoba menarik-narik tangan Kyuhyun layaknya anak kecil. “No neun Micheosseo? Lihat saja hari ini begitu dingin. Bagamana kalau kau jatuh sakit?” Kyu mencoba menolak permintaannya. “Ah.. tidak apa, sekali-kali aku ingin merasakan ice cream di hari yang sedingin ini.” Dia tetap pada pendiriannya. “Ck, baiklah. Dasar gadis bodoh, lihat saja kalau kau sakit. Aku tidak akan menjengukmu.” “Aisshh.. kau itu selalu jahat padaku.” “Biar saja.” Kyuhyun segera berlari meninggalkan Sunghyo menuju kedai ice cream. “Hei tunggu aku, dasar evil.”

“Hosh.. Hosh.. ternyata kau cukup hebat juga ya dalam berlari.”
“Siapa dulu dong, Sunghyo. Haha, oke aku sekarang akan memiih ice cream yang mau kubeli. Kau juga harus membeli satu.” “Kenapa aku juga harus membeli? Aku tidak ingin besok terserang flu.” “Ya sudahlah, terserahmu.” Sunghyo segera membeli ice cream yang dinginkannya. Mereka segera berjalan-jalan lagi. Kyuhyun memutuskan untuk membeli segelas cokelat panas. “Ayo kita ke taman itu”, Sunghyo menunjuk ke arah taman yang berada dekat dengan tempatnya berdiri sekarang.

Mereka berdua segera duduk bersama, Sunghyo segera membuka ice cream yang sedari tadi masih berada di kantong plastiknya. Dia buka ice cream itu, dan dia rasakan bagaimana rasa dingin ice cream itu perlahan-lahan membekukan mulutnya. “Hm.. sungguh nikmat”, kata Sunghyo. “Kau bilang itu nikmat, ck.” “Biar saja.”
Sunghyo seperti anak kecil, tidak bisa memakan ice cream dengan benar. Lihat saja, di sekitar bibirnya masih terdapat sisa-sisa ice cream chocolate, ck. Tiba-tiba Kyu mendekatkan mukanya pada muka Sunghyo. Sunghyo segera menyadari itu dan seketika jantungnya berdegup kencang. Matanya seketika tertutup “Aigoo.. apa yang mau dia lakukan.” “Lihat ini”. Sunghyo sadar apa yang baru saja Kyu lakukan padanya, dia segera membuka kembali matanya. “K.. Kau..” “Mwo? Aku hanya melakukan hal yang benar. Kau terlihat begitu shock, seharusnya ini kan hal yang biasa dilakukan orang berpacaran. Lihat saja dirimu, tidak bisa makan ice cream seperti orang dewasa. Gadis bodoh.” “Iya memang, tapi aku tidak tahu kalau kau akan melakukan itu.” “Hahaha”, Kyu memeluk Sunghyo.

***

Mereka segera kembali ke dorm.
“Aigoo..” Sunghyo segera berbalik badan ke arah Kyu yang ada di belakangnya. Bagaimana tidak? Jeomi dan Hyukjae sedang melakukan itu. Ha, itu apa? Iya itu, yang biasanya dilakukan oleh semua pasangan. Tapi kenapa harus diruangan seramai ini? Author benar-benar tidak menyangka. “Hei, apa yang kalian lakukan. Dasar!” Kyu mencoba menghakimi mereka. “Haha, biar saja”, ucap mereka berdua serempak. “Benar-benar pasangan serasi.” Tukas Sunghyo.

“Ayo semua. Kita harus pulang sekarang”, ucap Sunghyo. “Ne, eonnie. Ayo, kita harus membiarkan mereka semua beristirahat untuk perjalanan besok.” Tambah Minsu. “Oppa, kita harus meninggalkan dorm sekarang. Aku harap kalian semua bisa menunjukkan performance terbaik kalian. Hwaiting!” tukas Sunghyo. “Annyeong”, keenam yeoja itu segera mengucapkan salam dan pulang.
“Oiya, apa kalian besok mengantarkan mereka ke bandara?”, tanya Rihyun. “Ani, kita harus pergi ke sekolah. Iya kan Jeomi, Hyunjae, Minsu?” jawab Hyunsoo. “Iya benar, lagian aku juga sedikit tidak enak badan. Kalau eonnie Sunghyo sendiri?” Ucap Hyunjae. “Aku juga tidak, aku terlalu lelah untuk hari ini, aku ingin menghabiskan satu hari penuh untuk berbaring di tempat tidur besok.”
“Ahh.. sudah sampai, annyeong”, Sunghyo segera meninggalkan mereka dan langsung masuk ke dalam rumah. Segera ia rebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

***

Matahari pagi begitu terik pada hari ini. Sunghyo meraba-raba ponselnya untuk melihat jam. “Hoam.. masih jam 8. Kalau dipikir-pikir, sudah lama aku tidak membuka twitter. Aku ingin melihat TL-nya dan me-reply mention atau message darinya, jika dia melakukan itu.” Jari-jarinya tergerak untuk menekan aplikasi Übersocial For Android. Segera dia membaca TL-nya yang hampir semua sedang membicarakan SJ yang berangkat ke Taiwan. Dia memutuskan untuk me-reply mention-mention untuknya yang mungkin sudah expired dan bejibun. Tapi tidak ada satupun mention dari @GaemGyu. Dia memutuskan untuk membuka inbox, dan hasilnya tetap sama tidak ada message darinya. “Ya sudahlah, mungkin dia sedang sibuk dan aku harus tahu itu. Dia kan idol K-Pop”, pikir Sunghyo. Aku memutuskan untuk mengirim message pada haeppa.
Oppa, bagaimana keadaan Kyuhyun oppa. Jaljinaeseosseoyo? Aku harap oppa bisa me-reply pesanku ini. Aku sangat khawatir padanya, dia tidak me-mention atau pun mengirim pesan untukku.
1 menit kemudian, terdengar alert dari hpnya. Dia berharap Donghae membalas pesannya.
Ne, Geokjeonghajimaseyo. Dia baik-baik saja, kita sudah berada di pesawat dan sekarang dia berada dibelakangku. Sudah ya, aku harus segera mematikan ponselku.
“Ah.. syukurlah, aku menjadi lega sekarang.”

2 hari berlalu, Sunghyo setiap harinya terus mengecek mention dan inboxnya. Hari ini tanggal 3 Februari. Kalian K-Poper khususnya E.L.F. pasti tahu kan ada apa di hari ini? Well—sekarang waktunya untuk SS4 Taiwan dan hari istimewa untuk…. Ah, author sangat envy dengan E.L.F. yang bisa melihat mereka secara langsung.
“Wah, pasti sekarang TL sudah ramai membincangkan SS4 dan ulang tahunnya. Pasti juga sudah masuk TTWW”, ucap Sunghyo. Seperti biasanya, dia segera mengecek mentionnya. Di sana terdapat mention dari Jeomi.
Eonnie, sekarang SS4 Taiwan. Aku harap eonnie bisa ke rumahku. Aku dan teman-teman memutuskan untuk melihat mereka dengan cara live streaming ^^
Sunghyo segera me-reply mention Jeomi, Baiklah jika nanti aku ada waktu, aku akan kerumah saeng. Karena saat ini aku juga sedang menyiapkan laporan yang harus kuserahkan ke dosen besok pagi.

Dia memutuskan untuk kembali membaca mention-mention yang sudah banjir itu. Dia tidak mempunyai keinginan untuk membalas mention lainnya. Wae? Ya, tidak ada mention darinya. Jarinya beralih menekan link inbox, dan masih saja hasilnya nihil.

Ponsel Sunghyo tiba-tiba berdering tanda sms masuk. Dia segera melihat notif, dan yang mengirim pesan tersebut adalah Kyuhyun.
Aku tahu kau sekarang sedang mengkhawatirkanku, tapi aku tidak perlu itu. Aku sudah cukup dewasa untuk dikhawatirkan. Kau harus berjanji padaku, kau harus menjaga dirimu baik-baik. Aku tidak ingin melihatmu masih saja seperti saat terakhir kita bertemu—terlihat begitu seperti gadis bodoh. Kalau kau masih sama, aku yang akan tidak bisa berhenti untuk megkhawatirkanmu. Be healty—seperti yang selalu dikatakan oppa kesayanganmu itu. Itji maseyo! Saranghamnida Jung Sunghyo.
“Kenapa dia bisa mengirim pesan seperti ini, sungguh aneh.” Pikir Sunghyo heran, namun dia segera me-reply pesan Kyuhyun.
Baiklah tuan Cho, sepertinya kau sudah sedikit menjadi dewasa. Lihat saja yang kau katakan dalam pesanmu, kau begitu seperti oppa yang kuidamkan walaupun pesanmu terdengar sedikit aneh. Tapi aku senang mendapat pesan darimu, karena kau sudah menghilang dari hidupku selama beberapa hari. Dan aku akan selalu mengingat semua pesanmu, nado saranghamnida oppa. Dan satu lagi, saengil cukkahamnida oppa.

Dia juga segera mengirim pesan pada Jeomi. Saeng, oennie rasa eonnie tidak bisa melihat SS4 bersamamu. Eonnie harus menyelesaikan laporan. Mian saeng. Beberapa menit kemudian ada balasan dari Jeomi, Gwaenchanayo oennie. Hwaiting ngerjain laporannya ^^.

Jam 6 petang.
“Hmm.. aku rasa SS4 sudah dimulai, aku harus mengetahui link live streaming.”
“Yippi, sudah kudapatkan.” Dia mendapatkan sebuah link dari tweet suatu fanbase, tapi diatas tweet itu admin mengatakan Kemana Evil Magnae kita? Musun iri isseosseo Cho Kyuhyun? Kita, keluarga E.L.F. berharap kau baik-baik saja dan tidak ada kabar buruk denganmu.
Dia seakan tidak percaya dengan tweet yang baru saja dibacanya. Bagaimana bisa dia tidak ada, sedangkan tadi—15 menit yang lalu—dia masih mengirim pesan padanya. Deg. Dia seakan tidak mampu lagi untuk melakukan apa pun, berdiri saja tidak mampu. Dia terduduk dengan tangannya memeluk kedua kakinya. Terasa hawa yang sangat dingin. Ya memang ini musim salju, tapi bukan yang seperti itu. Dia tak kuasa membendung air mata yang sedari tadi telah membasahi pipinya. “Itu tidak mungkin, kau akan baik-baik saja kan? Itu hanya kejutan atau strategi SUJU untuk membuat fans terpukau kan?” dia mencoba meyakinkan diri sendiri untuk berpikir positif.

Drrt.. Drrt..
Terdengar 5, 6 atau mungkin banyak getaran ponselnya dari atas ranjang. Tapi, dia tidak berniat untuk mengambil ponsel itu. Dia masih terpaku pada tempatnya semula. Sekarang dia tidak melakukan apa pun, sampai-sampai laporannya belum selesai. Well, author tahu bagaimana yang dirasakannya—sakit—itu pasti.

Kalian tidak sadar, sudah semalaman dia begitu, pintu kamarnya pun terkunci, sampai-sampai kakaknya tidak mengetahui bagaimana keadaannya sekarang. Hei lihat saja dia; lihat wajahnya, rambutnya, pakainnya, semuanya kalut.. kacau. Terbesit pikiran untuk pergi ke dorm SJ, tapi dia masih ragu. Wae? Ya seharusnya SUJU akan kembali ke Korea tanggal 6 dan sekarang masih tanggal 4. Dia mencoba untuk memberdirikan dirinya sendiri, mencoba untuk tetap semangat seperti yang dilakukannya selama ini. Dia bergegas merapikan diri dan pergi ke dorm.

***

“Jaljinaeseosseo? Ireonaseyo, ireonaseyo oppa..”
“Haha, kenapa kau berteriak dan menangis seperti itu? Aku hanya sedikit demam.”
“Aissh.. hanya sedikit demam? Ige bwa! Suhu tubuhmu 60C. Kau masih bisa bilang kalau kau tidak apa-apa?”
“Aku kan kemarin hanya melakukan yang biasa kulakukan, bermain ice skating. Tidak biasanya kau menangisi diriku?”
“Di cuaca yang se-ekstrim itu? Aissh.. Kau benar-benar—”
“Geurae.”
Jugeoshipheoyo?”
“Ani, ani, maafkan aku.”
“Okelah, sekarang buka mulutmu. Kau harus makan, Ryeowook oppa sudah bersusah payah memasakkan ini untukmu. Jadi kau harus memakannya sampai habis.”
“Baiklah.. tapi”
“Hei, apa yang kau lakukan! Kenapa kau menarik tanganku! Ige bwa, buburnya tumpah ke lantai semua.”
“Mwo? Aku tidak menarik tanganmu, hanya kau saja yang memang selalu ceroboh. Ck, gadis bodoh.”
Sesampainya di dorm, hanya ada Donghae. Donghae memberitahunya untuk datang ke sebuah tempat besok, tidak untuk hari ini. Dia, segera kembali ke rumah dengan wajah yang tidak terduga.

Esok harinya, dia berpikir untuk tidak mengikuti saran Donghae. Dia berpikir untuk apa dia ke sana? Pasti Kyuhyun juga tidak ada dan tidak ada hubungannya sama sekali tempat itu dengan Kyuhyun. Tapi dia mengurungkan niatnya untuk tetap di kamar. Dia segera keluar menuju tempat itu. Tapi..

“Hei, kau lihat bunga yang ada di situ?”
“Ne, na neun bodayo. Aku akan mengambil bunga itu?”
“Ani.. ani, kau kan tidak bisa ber—”
“Sstt.. tenang saja. Disitu kan dangkal.”
“Ani.. ani, lepaskan tanganmu. Aku tidak bisa berbicara.”
“Tidak mau, kalau aku tenggelam kau kan bisa menolongku.”
“Aisshh.. Yoe’re so stubborn.”
Dia segera berlari menuju sungai, dia segera mengambil bunga itu. Tapi saat dia melangkah berbalik menuju Kyuhyun, langkahnya tersenggal sebuah batu yang membuatnya seketika jatuh ke derasnya air sungai. Tapi dia segera bangkit dan menuju ke arah Kyuhyun. Betapa dinginnya air sungai itu, well sekarang kan musim dingin.
“Uhuk.. Oppa, ini bunganya. Lihat ini, aku bisa mengambilnya.”
Dengan nafas masih tersengal, dia memandangi bunga yang sedari tadi berada digenggamannya. Dadanya terasa sesak. Tiba-tiba dia tertunduk dan terisak, “Oppa hiks.. Oppa”. Bahunya bergetar hebat, isakannya semakin terdengar keras. “Hiks, oppa, hiks, kau di mana? Kau sudah berjanji untuk kembali kan? Hiks.”
Angin terasa berhembus hangat menerpa gadis itu. Dia memandangi bunga itu sekali lagi. Bahunya bergetar semakin hebat dengan tangan memeluk lututnya dan segera menenggelamkan kepalanya.
Aku di sini gadis bodoh. Tidakkah kau merasakannya?”
“Mwo? Aku bisa mendengarmu. Tapi kau di mana?”
Lihat dirimu. Kau basah kuyup, demi setangkai bunga itu kau rela tubuhmu kedinginan? Ck, gadis bodoh.
“Ini demi kau oppa. Ahh, aku merasa senang masih bisa mendengarmu menyebutku ‘gadis bodoh’. Ya, aku menyadari itu. Bisakah aku melihatmu?”
“Sayangnya, tidak. Kau tidak ingat pesanku? Aku akan selalu di sampingmu, jadi kau tidak perlu khawatir. Malahan, aku yang mengkhawatirkanmu sekarang.”
Sekarang dia sadar apa yang terjadi.
“Hmm… arasseo. Oppa, bisakah aku pergi ke masa lalu? Ke masa dimana kau selalu memanggilku ‘bodoh’.”
“Haha, dasar gadis bodoh. Buat apa kau ke masa lalu. Lihat masa depan yang indah.”
“Ani, aku ingin ke masa kau selalu bersamaku dan aku akan selalu tersenyum jika kau mengataiku ‘bodoh’. Tidak seperti dulu, aku selalu tidak senang.”
“Andwae, kau tidak perlu ke masa lalu. Aku akan berada di sampingmu walau pun kau tidak bisa melihatku tapi kau bisa merasakanku.”
“Sunghyo-ya. Kenapa kau ada di sini? Tidakkah kau ingin melihat dia untuk terakhir kalinya?” suara seorang namja yang mengerjapkan mataku seketika. Aku sekarang sadar, aku harus merelakannya. “Ne, Donghae oppa.”

Di sana, di pemakaman. Semua orang terlihat kacau, tidak ada satu pun orang yang tidak menangis. Sungmin—yang sedari dulu dikenal tidak bisa meneteskan air matanya—tapi sekarang..
“Sunghyo, gwenchanayo?” seorang yeoja separuh baya yang segera memelukku erat. Well, dia Ibu Kyuhyun. “Ne, eommonim. Memang dia sudah pergi, tapi tidak sepenuhnya. Dia masih akan selalu berada di samping kita semua.” Isaknya.
Dia menatap wajah namja yang sangat dicintainya untuk terakhir kali. Dia menitihkan air mata dengan tersenyum. Ya, dia yakin. “Kalau aku bersedih, pasti dia juga sedih. Jadi, aku juga harus kuat”, gumamnya. “Tidak kusangka, kau begitu tampan. Gadis macam apa aku? Aku baru meyadarinya sekarang. Ck, gadis bodoh.”
Apakah jadinya jika SUJU hanya mempunyai 12 personil? Apa kamu pernah memikirkannya? Saat dulu, jika Kyuhyun tidak menjadi member SUJU atau dengan alasan seperti ini SUJU harus berpersonil 12? Tapi yakinlah, SUJU tetap 13. Just forget it! 13elieve in Prom15e

***
Note : FF ini author buat soalnya ada yang pernah request FF ke author. Ya ini deh hasilnya. Maaf ya kalau missal FF-nya masih abal-abal, gaje, atau jelek mungkin. Harap maklum XD. Don’t be a silent reader guys ;).

Fan Fiction - Careless

Title : Careless
Author : Jung Sung Hyo
Length : OneShot
Rating : All Ages
Genre : Ficlet
Main cast(s) : Sunghyo, Key, Kyu
Other cast(s) : Goo Hyena
Language : Indonesian, a lil bit English and Korean
Background sound : Haengbok Hapiness by Super Junior, Love Pain by SHINee
Disclaimer : This is my original story. Don't copy without subscribes :) 

*Sunghyo POV*
“Huuuufftt”, satu kata yang kuucapkan sembari menghela napas dalam-dalam. Ya.. Kalian tahu? Aku yakin kalian tidak tahu. Tapi kalian pasti tahu apa mood-ku sekarang benar-benar baik atau sebaliknya?

Kedua tanganku masih terpaku pada lutut. “Aigoo.. Kenapa aku seceroboh ini?”, teriakku dengan nada gemas. “Ha…?”, Hyena, temanku yang sedari tadi memandangiku terheran.
“Ya.. Ikhlaskan itu semua, hanya sebuah buku. Apa pentingnya?”
“Mwo?! Kau bilang hanya. Aishh..”
“Memang apa pentingnya?”
“Ya, arraseo. Bagimu itu tidak penting. Karena di otakmu hanya ada B1A4.”
“Ya.. That’s right girl”, ucap Hyena sembari mehrong.
“Up to you deh”, sahutku sembari berlari meninggalkan Hyena.

*Hyena POV*
“Ne, kadang aku berpikir kenapa yeoja itu…”—Pikiranku terpaling dengan majalah yang kubawa. “Aku tahu sekarang bagaimana perasannya.”

*Sunghyo POV*
“Bagaimana ini? Ahh… Aku sudah membuat ini dari 3 tahun yang lalu.”
Butiran air mulai membasahi pipiku. Arraseo, setidaknya aku sudah tidak pantas menangis seperti anak kecil seperti ini. But, there’s no way to stop my tears. Aku masih tidak rela dengan kejadian ini. Bukan apa-apa tapi..
“Name’s Mark” dan sebuah foto yang sangat berharga. “Kenapa aku bisa menyimpan foto itu di buku ? padahal, banyak tempat yang lebih aman”, gerutuku dalam hati.

***

Aku melangkah tertunduk menuju gerbang sekolah dan kudapati seorang namja tengah berdiri dengan hoodie yang menutupi mukanya.
“Jjagiya.. Pali! Ikut denganku sekarang”, ucap—well, Kim Kibum a.k.a Key. Namja itu menarik jacket yang kukenakan. Hampir saja aku jatuh.
“Aisshh.. Why did you do this Kibum-ssi? Kau tidak tahu apa. I’m in bad mood. Ara?” ucapku sembari memicingkan mata.

“Arraseo, maka dari itu aku mau mengajakmu ke dorm. There’s something special”, ucapnya tersenyum.
“Ne, terserah kau saja Kibum-ssi”

Uri duri omyeonggijil molla..
Alunan lagu itu masuk berulang kali ke telingaku. Well—menjadi mood booster-ku. Wae? Ya.. Lagu itu yang membuatku kembali menjadi seorang “SHAWOL”.

***

Kita berdua menelusuri lorong.

Sampai di sebuah pintu. Key mulai membuka pintu dan di sana terlihat seorang namja yang sibuk dengan stick game ditangannya.

“Oppa…”
Mataku seketika terbelalak. “Apa namja itu masih ingat kepadaku?”
“Kau… Kau, bukannya kau yang mengajakku berfoto 4 bulan yang lalu? Ne?”
“Omona.. Oppa ingat padaku?” teriakku sembari merangkul namja itu.
“Ne. Emm.. Apa kau masih menyimpan foto kita berdua?”
“Mian oppa, baru tadi pagi buku itu hilang. I’m very disappointed about that”, jawabku tertunduk.
“Gwenchana, kita masih bisa berfoto sepuasnya sekarang”, jawabnya sembari mengacak rambutku.
“Kyuppa”, ucapku dengan tersenyum.

Well, namja itu adalah Kyuhyun—si evil magnae.

“Lalala..” Key berjalan santai menuju tempatku dan Kyu berdiri. Dia memegang sebuah benda. “Ie mwo?” ucap Kyu sembari merampas benda yang dibawa Key.
“Aigoo..”, aku mengenali benda itu.

I’m totally E.L.F
I’m totally Sparkyu
Kyuppa saranghaeyo

Tulisan itu terbaca lirih dari mulut Kyu. Seketika aku menutup mukaku yang semakin lama menjadi seperti kepiting rebus.
“Kekeke.. Oh.. This is that fangirl do. Aku baru tahu.” Ucap Kyu sembari tertawa penuh heran.
“Oya.. Siapa namamu?”
“Sung.. Sunghyo. Jung Sunghyo”
“Oh.. Arraseo. Jadi kamu selama ini menjadi fans-ku”, ucapnya sembari menatap mataku, matanya seakan menginginkan jawaban Ne dari mulutku.

“Ne oppa”, jawabku malu.
“Tapi kenapa benda itu ada padamu?” tatapan tajamku seketika tertuju pada Tuan Kibum yang sedari tadi hanya memandangiku dan Kyuhyun.
“Mian.. Mian chagiya.. Itu… Banda itu tertinggal di dorm kemarin. Kau ka terburu-buru dan meninggalkan barang itu d dorm.”
“Ya.. Tetap saja. Gara-gara kau.”
“Ha? Mwo? Nae? Ottokhae? Wae? Aishh kau..” Key seketika mencubit pipiku.
“Hey! Kim Kibum”, teriakku.
“Ya, Kibum. Sebaiknya kau tinggalkan kita berdua”, ucap Kyu cepat.
“Kajja!”, teriakku sembari mehrong.
“Ani! Ani!”
“Aishh..”, Kyu segera mendorong Key keluar dari dorm.

“sunghyo. Kau ingin melakukan apa sekarang?”
“Melakukan apa pun aku mau jika denga Kyuppa”
“Kekeke, kau ini. Kita main game saja. Otteokhae?”
“Ne oppa.”

Kita berdua mengahabiskan hari dengan bermain game sepuasnya. Aku mengajaknya bermain Super Mario Bross. Ha? Seorang Kyu mau memainkan game yang mungkin anak 5 tahu saja sudah bisa memainkannya. Well—Cuma aku yang bisa mengajaknya main game itu. Sssttt.. This is a secret :D

***

Note : FF ini dibuat waktu buku sekolah author hilang. Author udah cari kemana-mana; di tas, di temen-temen, sampe di lab. Akhirnya, author di kelas gak nulis materi eh malah nulis FF ini. Maaf ya kalau missal FF-nya masih abal-abal, gaje, atau jelek mungkin. Harap maklum XD. Don’t be a silent reader guys ;).